BAB XIII
1. Komunikasi Face To Face
Komunikasi antarpribadi face to face menurut Hartley (1993) memiliki
beberapa aspek. Aspek pertama, face to face itu sendiri membedakannya dari
komunikasi jarak jauh atau komunikasi dengan alat. Dalam komunikasi face to face ada peran yang harus dijalankan masing
– masing pihak. Diperlukan saling percaya, saling terbuka dan saling suka
antara kedua pihak agar terjadi komunikasi. Aspek kedua adalah adanya hubungan
dua arah. Dalam komunikasi antarpribadi yang penting bukanlah pesannya semata,
tapi arti (meaning) dari pesan itu.
Beberapa
fenomena yang mempengaruhi penggunaan computer-mediated communication:
1. Personal
Space
a. Dalam komunikasi face-to-face,
setiap orang cenderung mempertahankan jarak tertentu dengan lawan bicaranya.
b. Konsep personal space berbeda untuk
setiap negara/budaya.
c. Masalah personal space dapat timbul
apabila percakapan dilakukan melalui video links.
2. Kontak
dan tatapan mata
a. Dalam berkomunikasi, kontak mata
memberikan beberapa petunjuk, yaitu: perasaan tertarik/bosan, otoritas/power,
kehadiran sosial.
b. Video-tunnel memungkinkan kontak
mata bahkan seluruh ekspresi wajah.
3. Gerak
isyarat dan bahasa tubuh
a. Dalam
berkomunikasi, kita menggunakan tangan (gerak isyarat) untuk menunjuk sesuatu.
b. Beberapa
groupware system mencoba mengatasi hal tersebut dengan menggunakan group
pointer.
c. Banyak
computer-supported meeting room menempatkan monitor pada meja sehingga para
peserta dapat saling melihat dengan jelas.
4. Back channel
a. Response dari
pendengar berupa gerakan tubuh disebut back channel.
b. Dengan adanya
back channel, pembicara merasa bahwa pendengar cukup memahami pembicaraan.
c. Beberapa
masalah berkaitan dengan back channel yang mungkin timbul dalam komunikasi
video, yaitu:
a) Komunikasi
video cenderung banyak menyoroti kepala dan bahu, sehingga kehilangan beberapa
gerak tubuh dan isyarat.
b) Layar
yang besar cenderung mengurangi detail sehingga mungkin kehilangan beberapa
informasi.
d. Audio links
(mis. telepon) hanya memiliki verbal back channel.
e. Komunikasi
berbasis teks biasanya tidak memiliki back channel.
5. Turn-taking
a. Turn-taking
adalah proses dimana peran dari pembicara dan pendengar ditukar.
b. Dalam proses turn-taking, back
channel biasanya merupakan bagian yang penting.
c. Terjadinya proses turn-taking
karena: Pembicara menawarkan kesempatan kepada pendengar secara
eksplisit, mis. mengajukan pertanyaan, pembicara memberikan gap singkat dalam
pembicaraan.
d. Bentuk
pemberian gap dari pembicara terutama berhubungan dengan audio channel.
e. Masalah yang
cukup serius dalam kaitan dengan pemberian gap timbul dalam komunikasi jarak
jauh (komunikasi berbasis satelit) karena kelambatan waktu. Akan terjadi gap
sekitar 4 detik.
2. Percakapan
Ada tiga fungsi
teori percakapan dalam CSCW:
1. Digunakan untuk
menganalisa catatan (transkrip), mis. konferensi elektronik. Ini akan membantu
memahami seberapa baik partisipan menyalin dengan komunikasi elektronik.
2. digunakan
sebagai petunjuk untuk keputusan desain. Pemahaman percakapan normal antar
manusia menghindari kesalahan besar dalam perancangan media elektronik.
3. dapat digunakan
untuk mengarahkan desain, menstrukturkan sistem dengan teori.
3.
Komunikasi
Berbasis Teks
Dalam groupware yang asynchronous (dan beberapa
sistem synchronous), bentuk komunikasi langsung yang dominan adalah berbasis
teks.
Komunikasi berbasis teks dalam sistem groupware seperti tiruan dari
percakapan, sehingga terdapat beberapa masalah dalam mengadaptasi antara 2
media.
Ada 4 tipe
komunikasi tekstual dalam groupware:
a. discrete; pesan
langsung seperti dalam email
b. linear; pesan
partisipan ditambahkan pada akhir dari catatan tunggal
c. non-linear; saat pesan
dihubungkan ke yang lainnya dalam model hypertext
d. spatial; dimana pesan
diatur dalam permukaan dua dimensi
4.
Kerja
Kelompok
Perilaku
kelompok lebih kompleks terutama apabila kita memperhatikan hubungan sosial
yang dinamis selama bekerja dalam kelompok.
1.
Dinamika
kelompok
Peran dan
hubungan di dalam kelompok dapat berubah secara dramatis dalam suatu kurun
waktu saat melaksanakan suatu pekerjaan. Nama peran
seseorang dapat menimbulkan masalah, mis. seorang disebut penulis buku tapi
sebenarnya ia hanya memberikan ide dan komentar tapi tidak menulis satu kata
pun. Anggota dan struktur kelompok juga
dapat berubah setiap saat.
2. Layout Fisik
a. Orientasi
peralatan komputer dapat mempengaruhi kerja kelompok.
b. Semua
partisipan harus bisa saling melihat satu sama lain.
c. Pada ruangan
pertemuan elektronik manajer tidak harus duduk di depan karena layar yang di
depan dapat dikontrol dari semua terminal. Manajer lebih baik duduk di belakang sehingga mereka bisa
mengamati para peserta tanpa harus melepaskan pandangan dari layar
3. Kognisi Terdistribusi
Berpikir tidak hanya terjadi di dalam kepala, tetapi juga
dalam hubungan eksternal dengan benda-benda di dunia dan dengan orang lain.
Pandangan ini disebut kognisi terdistribusi.Kognisi terdistribusi memiliki
pengaruh besar pada cara melihat kerja kelompok bahkan kerja individual.
5.
Faktor Organisasi
Faktor organisasi cukup berpengaruh terhadap dukungan dan
relevansi dari sistem groupware pada khususnya, dan teknologi informasi pada
umumnya.
Beberapa faktor
organisasi yang berpengaruh adalah:
a. Siapa yang mendapatkan keuntungan?
Sering terjadi ketidakseimbangan antara mereka yang
mendapatkan keuntungan dengan mereka yang melaksanakan pekerjaan. Dalam sistem
groupware, seharusnya ada tingkat simetri, yaitu apabila seseorang harus
bekerja untuk sistem, ia harus memperoleh keuntungan dari sistem tersebut.
b. Masalah free-rider
Sumbangan dari setiap partisipan tidak sama, ada yang
hanya memberikan sumbangan yang sedikit (free-rider), dan mereka mengambil
keuntungan dari kerja anggota kelompok yang lain.
c. Critical mass
Dalam
kaitan dengan biaya/keuntungan, semakin sedikit pemakai semakin kecil
keuntungan dibanding biaya. Setiap sistem groupware yang baru harus dirancang
agar memiliki keuntungan yang lebih besar daripada biaya meskipun
pemakainya sedikit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar